Tata Nilai Perawat

Nilai merupakan perlakuan atau keyakinan mengenai seseorang, objek, ide atau tindakan. Nilai sangat penting karena mempengaruhi keputusan dan tindakan, termasuk pengambilan keputusan etik perawat.

019228902_prevstill

Nilai terdiri atas keyakinan dan sikap yang saling terkait.

Keyakinan, adalah interpretasi atau kesimpulan yang di anggap benar oleh individu.

Sikap, adalah posisi mental atau perasaan terhadap seseorang, objek atau ide (misalnya, penerimaan, rasa kasih sayang dan keterbukaan).

Dalam keseharian kerjanya, perawat menghadapi kejadian yang amat personal dan mendalam seputar manusia, sepererti kelahiran, kematian dan penderitaan. Mereka harus memutuskan moralitas semua tindakan yang mereka lakukan saat mereka dihadapkan pada bnyak isu etik  keperawatan.

 Sebagai suatu profesi yang sangat erat kaitannya dengan manusia, perawat dituntut untuk memiliki nilai- nilai yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya sebagai perawat, yaitu memberikan asuhan keperawatan. Dalam memberikan asuhannya, perawat harus memiliki nilai-nilai seperti caring, empaty, dan altruism.

Ketiga nilai ini sering muncul jika kita berbicara mengenai seorang perawat. Mungkin kita semua sudah paham apa pengertian dari ketiga nilai tersebut.

Care, yaitu sikap seorang perawat yang memberikan rasa perhatian dan kepedulian terhadap kliennya.

Empaty,yaitu mampu merasakan apa masalah yang dihadapi klien dan berusaha untuk mencari jalan keluarnya.

Altruism,yaitu seorang perawat yang tulus dalam memberikan pelayanan dan pertolongannya tanpa mengharapkan imbalan apa pun dan tidak mementingkan diri sendiri melainkan lebih mementingkan orang lain/klien.

Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan sehari selama empat jam dengan rincian sebagai berikut:

nursebook1.   Self care: 2 jam

2.   Minimal care: 2 jam

3.   Moderate care: 3’5 jam

4.   Extensive care: 5-6 jam

5.   Intensive care: 7 jam

Sebagian besar perawat sudah tahu tentang ketiga nilai tersebut, namun belum banyak perawat yang menerapkan kepada kliennya dalam memberikan asuhan keperawatannya. Seharunya, perawat harus mengamalkan semua ilmu tentang tata nilai perawat yang sudah didapatkan kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga sistem pelayanan kesehatan Indonesia semakin baik dan profesi perawat pun semakin dihargai. Oleh karena itu tata nilai harus lebih di perhatikan dan lbih di terapkan.

 Caring/care

visiting-nurse_thumb[3]

Pengertian caring berbeda dengan care. caring adalah sebuah kebaikan sedangkan care adalah sebuah nilai. Care adalah sebuah nilai yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan dan dukungan perilaku kepada individu, keluarga maupun kelompok. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan suatu rasa kepedulian.

Milton Mayeroff (1972) menggambarkan  caring sebagai suatu proses yang memberikan kesempatan pada sesorang (baik pemberi asuhan maupun penerima asuhan). Aspek utama caring dalam analisis meliputi,  Pengetahuan, kesabaran, kejujuran, kepercayaan,kerendahan hati, harapan dan keberanian.

Jean Watson (1983) yang juga meyakini peraktik caring sebagai pusat keperawatan, dan menggambarkan caring sebagai dasar dalam sebuah kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang universal  (kebaikan,kepedulian,dan cinta terhadap diri sendari dan orang)

Beberapa penulis mangartikan caring dalam keperawatan  sebagai  sebuah bentuk cinta (Ray 1981).

careKeperawatan dan caring adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam proses caring di lingkungan keperawatan. Sudut pandang  ini diperluas oleh Giffin (1980, 1983) yang membagi konsep caring ke dalam dua konsep utama. Salah satu konsep  caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melakuksanakan fungsi keperawatannya.

Chapman (1983) menyatakan bahwa salah satu alasan utama mengapa orang-orang  masuk ke keperawatan adalah karena keinginan mereka untuk membantu dan merawat orang lain. Hubungan antara pemberi asuhan dan penerima asuhan diketahui secara terbatas, meskipun hubungan ini tampak menjadi jantung pertolongan tarapetik bagi klien.

Fry (1988) menyatakan beberapa petunjuk tentang caring:

  • Caring harus dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dinilai universal.
  • Caring  harus dipertimbangkan secara jelas karena prilaku tertentu (empati, dukungan, simpati, perlindungan dan lain-lain) diutamakan.
  • Caring harus berkenaan dengan orang lain dan harus berpikir untuk menyejahterakan orang lain dan bukan menyejahterakan diri sendiri.

Mengapa  perawat harus care?

Ada tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual.

Aspek Kontrak, dalam aspek ini, dapat dibahas bahwa care ditawarkan sesuai dengan harapan pasien atau konsumen. Kita mungkin mengatakan bahwa pasien atau klien mengharapkan care dari perawat sebagai bagian dari kontrak yang mereka buat. Dalam hal ini menjadi pasien adalah berarti mengharapkan care ,dan yang menjadi perawat berarti menawarkan care. Dan bagaimanapun, dapat dibahas bahwa kita semua telah belajar untuk berhubungan dengan orang lain dalam konteks berbeda. Proses pembelajaran tersebut misalnya, kita belajar untuk care karena kita telah mendapatkan care dari orang tua, teman, kekasih dan pasangan kita, oleh karena itu kita harus menunjukan sikap  care kita kepada orang lain.

Aspek Etika, dalam aspek ini, meskipun seseorang bebas membuat keputusan, mereka harus mempertimbangkan tanggung jawab yang terkait dengan tindakan tersebut. Suka atau tidak, orang lain akan dipengaruhi oleh tindakan kita. Semua hal ini membimbing kita kembali ke proses caring, Kita harus care karena kita menyatakan care sebagai tindakan yang benar.

Aspek Spiritual, bagaimanapun, tidak setiap perawat mempunyai komitmen terhadap suatu bentuk agama yang mungkin membangkitkan hasrat untuk care terhadap orang lain, dan dari sini lah asal gagasan spiritual.

 Tindakan keperawatan yang menerapkan caring antara lain :

indekss

  1. Kehadiran, kehadiran seorang perawat disisi pasien/klien diibaratkan sebagai obat yang ampuh bagi kesembuhan pasien itu sendiri. Karena, terkadang seseorang merasa bahagia dan sehat apabila ada seseorang yang siap sedia hadir menemani dirinya. 
  2. Sentuhan kasih sayang, kehadiran seorang perawat disisi pasien tak lengkap tanpa adanya sentuhan kasih sayang. Perawat dengan segenap jiwa dan perasaannya memberikan asuhan keperawatan dengan penuh rasa kasih yang tulus.
  3. Mendengarkan klien, klien sangat butuh didengar segala keluh kesah dan perasaannya. Dalam hal ini, perawat wajib menjadi pendengar yang baik bahkan dapat memberi motivasi ataupun dukungan terhadap keluhan klien tersebut.

Empaty

Empaty merupakan suatu sikap dasar yang dapat dirasakan dan diperlihatkan. Empaty dapat diterjemhkan dengan mencoba mendekatkan diri kedalam posisi orang lain. Melalui cara yang sedemikian rupa,kita dapat menempatkan posisi orang lain sehingga orang lain seakan-akan menjadi bagian dari diri kita sendiri.

Setiap peraaltuarismwat menpunyai kesempatan untuk mengembengkan perasaan ikut merasakan (empaty) apa yang dihadapi seorang pasien. Perasaan untuk merasakan sebenarnya merupakan suatu cirri dasar dari manusia, ciri dasar ini sering dikuasai oleh perasaan kita, atau kadang-kadang terdesak karena kita terlalu memikirkan orang lain.

Agar kita benar-benar dapat dapat menunjukan secara empaty maka harus dipenuhi beberapa kebutuhan tertentu, sehingga kita merasa dekat dan terlibat pada orang lain/pasien dan akan memberikan respek sebagai sesama manusia.

Daniel Goleman(2001) berpendapat tentang untuk melatih empaty ada lima hal:

  • Cepat menangkap isi perasaan dan pemikiran oranglain.
  • Memberikan pelayanan yang dibutuhkan oranglain
  • Memberikan masukan-masukan positif
  • Mengambil manfaat dari perbedaan, bukan menciptakan konflik dari perbedaan
  • Memahami aturan balam hubungan kita dngan oranglain.

Sebagai perawat harus mencari kemungkinan untuk dapat mengerti perasaan pasien/klien dan berusaha mengenal kebutuhannya. Empaty merupakan satu diantara elemen-elemen yang paling utama dari suatu sikap professional dari seorang perawat.

xxPERAWAT1Perawat yang belum memiliki sikap empathy, perlu memperhatikan poin-poin penting di bawah ini mengenai cara untuk menumbuhkan empathy dalam diri, yaitu :

Peduli, yaitu menjalin komunikasi yang baik antara perawat dengan klien, karena dengan komunikasi yang baik akan memberikan rasa perhatian kepada klien dan timbul rasa saling percaya.

Bersosialisasi, yaitu sosialisasi dengan klien akan tumbuh kesadaran hati dan perasaan untuk membantu orang lain.

Berbagi pengalaman, yaitu merupakan guru terbaik. perawat dapat menggali sikap empathy tersebut dengan berkonsultasi atau saling bertukar pikiran dengan perawat lainnya.

Berlatih, yaitu dengan berlatih secara terus-menurus, perawat akan terbiasa dan dengan sendirinya timbul sikap empathy tersebut.

Alturism

Alturism adalah kata yang berarti “untuk orang lain” . Alturism kadang-kadang sulit untuk dihargai secara sempurna karena abstarak dan tidak dapat dinyatakan secara jelas dan secara normal terjadi pada tingkat pikiran yang tidak sadar.

kartun-lucu-papa1Altruisme juga merupakan perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering digambarkan sebagai aturan emasetika. Altruisme adalah lawan dari sifat egois yang mementingkan diri sendiri.

Davis (1983) menyatakan sebuah korelasi langsung antara sejumlah respons manusia, Respon ini termasuk ekspresi, simpati (perhatian umum pada orang lain), empati (memahami situasi orang lain) dan tanggung jawab sosial (contohnya hubungan kekeluargaan dalam keluarga).

Altruisme dapat dibedakan dengan perasaan loyalitas dan kewajiban. Altruisme memusatkan perhatian pada motivasi untuk membantu orang lain dan keinginan untuk melakukan kebaikan tanpa memperhatikan ganjaran. Altruisme murni memberi tanpa memperhatikan ganjaran atau keuntungan.

Peran perawat yang berhubungan dengan Altruism:

  1. Memberikan perhatian penuh saat merawat klien
  2. Membantu orang lain/perawat lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya
  3. Tunjukan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan sosial yang berdampak terhadap asuhan kesehatan

ngobat-ts-dalamAda juga hal yang bertolak belakang dari perilaku altruism adalah narsism. Narsism adalah perilaku seseorang yang mengutamakan dirinya dan segala hal yang berkaitan dengan dirinya sebagai suatu hal lebih penting, melebihi kepentingan di luar dirinya.
Beda dengan seseorang  altruism  yang rela berkorban untuk kepentingan orang lain secara berlebih-lebihan contohnya seorang perawat yang lebih mementingkan keperluan pasiennya di bandingkan kepentingan dirinya sendiri. Sedangkan narsism, senantiasa memenuhi kebutuhan egonya secara berlebih-lebihan tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain.

Sedangkan dalam keperawatan,altruisme merupakan karakteristik kunci utama yang perlu hadir dalam hubungan perawat dan pasien untuk memastikan dan menjamin layanan yang baik dan lingkungan penyembuhan untuk pasien. Dalam profesi keperawatan juga, perawat harus berlatih dan memberikan kasih dan syang terhadap pasien dan dirinya sendiri.

Menurut Leeds ( Staub, 1978 ), bahwa tindakan yang dapat dikatakan altruism apabila memenuhi tiga kriteria:

  1. Hasilnya baik bagi penolong maupun yang di tolong.
  2. Tindakan tersebut dilakukan secara sukarela, atas dasar empati bukan karena paksaan,
  3. Dan tindakan itu bukan untuk kepentingan diri sendiri karena tindakan tersebut mengandung resiko tinggi pelaku, pelaku tidak mengharapkan imbalan materi tidak untuk memperoleh persahabatan dan keintiman.

Tindakan altruisme tidak berhenti pada perbuatan itu sendiri, tetapi keberlanjutan tindak ini sebagai produknya dan bukan sebagai ketergantungan . Iatilah tersebut disebut moralitas altruistic, dimana tindakan menolong tidak sekedar mengandung kemurahan hati atau balas kasihan, tetapi diserapi dan dijiwai oleh keinginan membangunkan sesame tnpa pamri. Dari hal tersebut seseorang yang altruisme dituntut tanggung jawab dan pengorbanan yang tinggi.

 Contoh Prilaku Dari Salah Satu Nilai Tersebut

imagesKita sebagai makluk hidup,makhluk social harus bisa saling menolong, saling mengasihi dan saling menjaga  kekeluargaan baik itu terhadap orang tua, keluarga, teman maupun orang lain. Salah satu contoh kecilny dalam prilaku dan sikap kita di lingkungan sekitar, saya pernah menemukan prilaku yang mencerminkan arti dari ketiga nilai tersebut. Waktu itu di depan rumah saudara ada yang kecelakaan seorang perempuan remaja  yang  mengendarai sepedah motor terjatuh karena gara-gara ada batang pohon yang jatuh ke jalan dan menimpanya,  saat itu dalam cuaca hujan yang sangat deras di saat kejadian itu ada orang yang melihat dan langsung bergegas menghampiri anak itu bahkan pengendara lain yang lewatpun berhenti dan ikut menolong anak perempuan itu, walaupun dengan cuaca yang seperti itu mereka dangan iklas dan relanya membantu dan  membawanya ke rumahsakit.

Nah itu cotoh kecil makna  dari ketiga nilai tersebut.

Bahwa di dunia ini kita tidak hidup sendiri, kita butuh orang lain, maka berbanyaklah berbuat kebaikan tehadap orang lain dan banyaklah menolong dalam kebaikan,karena Setiap muslim harus berusaha memberikan kontribusi dan peran nyata yang bermanfaat sehingga menjadikan kehidupan di dalam masyarakat sebagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, Rasulullah  saw bersabda bahwa.

“  Sebaik – baiknya manusia adalah yang lebih bermanfaat bagi manusia yang lain “ (H-R Thabrani ).

Sebagai mahluk sosial, seorang muslim diperintahkan untuk memberikan pertolongan dan bantuan kepada sesama .

 

Referensi

Potte & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Buku Caring & Comunication

P.J.M. Stevens, F. Bordui, J.A.G. Vander Weyde. Ilmu Keperawatan: ECG

Perry Potter (2005) Fundamental Keperawatan

http://id.wikipedia.org/wiki/Altruisme

https://docs.google.com/document/d/1Cj_6C5R1ormUdz0FOS6s7h8uo8fQCIMIb80hRMmffIE/edit?hl=en_US&pli=1

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CFQQFjAF&url=http%3A%2F%2Fkenes.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F26694%2FMateri%2B06%2B-%2BTingkahLakuPrososial%2B-%2BBagian%2B1.pdf&ei=l-W0UriHNsiOigfc2oGQCw&usg=AFQjCNG1DTIsb19ixvw2F2IzSW5o34Cskw